What If.. // Tuesday, December 30, 2014
3:36 AM |
Saya baru saja selesai membaca sebuah komik (oke setelah sekian lama di
semester 3 ini susah banget dibuat baca komik gara-gara tugas yang menggunung,
akhirnya di liburan kali ini saya bisa balas dendam hahaha). Oke judul komik
yang saya beli adalah ‘Orange’.
Sebenarnya saya sudah tahu soal komik ini dari dulu, bisa dibilang komik ini termasuk best seller, tapi baru terbit di Indonesia dan berhubung saya baru kemarin ke gramedia jadi baru bisa beli (oke kalian bisa
bayangin betapa kesiksanya saya berbulan-bulan gak ke gramedia ;v;).
Orange bercerita tentang
seorang gadis yang memiliki 5 sahabat, nama gadis itu adalah Naho. Disuatu pagi
Naho mendapatkan surat orang yang bernama sama dengannya. Setelah dibuka,
ternyata surat itu dari dirinya sendiri 10
tahun yang akan datang. Isi surat itu sama dengan apa yang terjadi
dengan dirinya pada saat itu, tapi lebih detailnya surat itu memiliki misi.
Misinya adalah menyelamatkan salah satu sahabatnya yaitu ‘Kakeru’. Naho di masa
depan menjelaskan bahwa Kakeru akan meninggal di umur 17 tahun. Naho—di—masa
depan menyuruh Naho—saat—ini untuk selalu mengawasi Kakeru. Dimulailah kisah Naho
untuk merubah masa depan dan takdir Kakeru.
Dari komik ini saya mencoba berpikir seandainya saja saya juga seperti itu.
Yap, setiap orang pasti punya penyesalan. Lalu, apa yang membuatmu selalu ingat
dan selalu merasa menyesal? saya? Ini kisah saya.
Tanggal 12 Juli 2009, saya kehilangan salah seorang sahabat saya. Febrianata
Bagaskara, yang biasa dipanggil Bagas. Bisa dibilang cerita saya ini mirip sama
komik Orange. Bagas adalah anak baru
yang datang saat saya masih kelas 5 SD. Awalnya dia nyebelin, usil banget. Tapi
lama-lama kita bisa jadi sahabat. Kita berlima bersama sampai lulus SD. Bagas harus melanjutkan sekolah
dipinggir kota, dia jarang pulang, dan hanya pulang saat liburan di bulan
ramadhan dan libur kenaikan kelas saja. Tapi, terkadang dia masih suka menelfon
diam-diam sampai harus nyelinap dari asramanya. Waktu itu liburan kenaikan
kelas menju kelas 3 SMP. Bagas pulang ke kota, dia mengajak kita bermain. Kita bermain
dalam beberapa hari itu sebelum kita semua berpencar karena harus liburan
dengan keluarga masing-masing. Contohnya saya, saya harus pergi ke Jakarta untuk mengunjungi
ayah yang sedang sekolah, jadi setelah kita bermain beberapa hari itu, kita
harus berpisah, tapi kita masih sering texting sih. Kita juga berjanji sebelum
liburan berakhir dan Bagas kembali ke asrama, kita akan berkumpul dan bermain
lagi. H-1 liburan berakhir saya sudah ada di kota. Di situlah si Bagas menghubungi
kita semua untuk bermain. Tapi karena
saya baru datang dari Jakarta, saya bilang kalau saya tidak bisa ikut karena masih lelah. Kalian tahu? Ternyata bukan
hanya saya yang tidak bisa ikut, ternyata teman-teman yang lain juga. Akhirnya kita
semua membatalkan acara itu dan Bagas mengajak kita bertemu lagi saat liburan
ramadhan. Kita semua berjanji akan bertemu lagi, dan saya akan memberikan
oleh-oleh untuk Bagas di saat kita bertemu lagi. Tapi, hari itu tidak akan
pernah datang. Semua berubah saat malamnya kami mendengar kabar buruk tentang
bagas. Dia meninggal karena kecelakaan saat akan kembali ke asramanya.
Disitulah awal penyesalan kami berasal. Awal dari rasa bersalah mengapa kami
tidak bertemu dihari itu. Seandainya kami bisa bertemu di hari itu, mungkin
Bagas tidak akan mempercepat waktu kembalinya ke asrama dan masih hidup sampai
sekarang.
Lalu bagaimana jika kita bisa mengirim surat untuk diri kita sendiri 5
tahun yang lalu?
saya akan mengatakan pada diri saya sendiri, bahwa kau harus datang di hari
perjanjian dan tidak membatalnya. Akan saya berikan oleh-oleh itu dihari juga. Dan
kita akan bermain lagi di liburan yang berikutnya. Seterusnya dan seterusnya,
hingga kita dewasa dan memiliki jalannya masing-masing.
________________________________________________________________________________
Dear Ema
Saya adalah Ema dari 5 tahun yang akan
datang.
Saya akan memberitahumu sesuatu yang sudah
saya ketahui, tetapi tidak kau ketahui. Saya hanya ingin memperbaiki masa lalu,
agar kamu tidak menyesal seperti diri saya sekarang. Oleh karena itu, kamu harus
melakukan sesuatu. Ada beberapa hal yang saya ingin kau lakukan.
Hari ini tanggal 11 July 2009
Kamu baru sampai dari Jakarta. Badanmu
sangat lelah dan kamu mendapatkan pesan dari Bagas. Ia memastikan apakah hari
ini kau akan datang. Kau menjelaskan padanya bahwa kau sangat lelah dan tidak
bisa datang.
Saya mohon, kau harus tetap datang, meskipun
kau sangat lelah. Katakan juga kepada teman-temanmu yang lain untuk tetap
datang. Berikan Bagas oleh-oleh yang sudah kau beli. Jangan membatalkannya,
hanya karena kau lelah. Jika kamu tidak melakukannya, kamu akan menyesal.
Karena 5 tahun yang akan datang. Bagas sudah
tidak ada di sini.
_________________________________________________________________________________
Ini adalah
cerita fiktif yang saya buat berdasarkan kisah nyata, apabila benar-benar saya bisa
mengirim surat untuk diri saya sendiri, saya akan menuliskannya seperti itu. Agar
saya masih bisa bertemu dengan Bagas, dan bermain bersamanya. Walaupun saya tahu,
ini hanyalah angan, yang tidak mungkin terjadi. Masa lalu tidak akan terulang
kembali. Kita sudah tidak bisa merubahnya. :’)
P.S: Highly recommended for this manga. :) Labels: My Story, stories, Words |